Jamur termasuk tumbuhan tingkat rendah dan seperti halnya dengan tumbuhan lainnya jamur
mempunyai 2 fase dalam siklus hidupnya, yaitu:
1. fase vegetatif
2. fase reproduktif/generatif.
Struktur vegetatif dari jamur sendiri terdiri dari hifa yang menyerupai benang-benang
panjang. Hifa secara kolektif membentuk miselium dan panjangnya ada yang sampai
beberapa meter. Hifa ada yang beruas dan tak beruas. Pada hifa yang beruas hifanya terbagi dengan sekat-sekat dan setiap ruas mengandung satu nucleus atau banyak nucleus.Pada tipe yang tak beruas terdiri dari hifa yang mempunyai banyak nucleus yang tidak dibatasi oleh sekat. Pada tipe ini dapat pula dijumpai dinding sekat terutama pada hifa yang tua. Jamur parasit mempunyai hifa yang ektofitik atau endofitik. Miselium yang ektofitik berada pada permukaan tanaman inang sedangkan miselium yang endofitik berada didalam jaringan tanaman inang dan dapat tumbuh secara interseluler (diantara sel) atau intraseluler (masuk kedalam sel). Hifa yang ektofitik dan interseluler membentuk haustorium ke dalarn sel untuk memperoleh zat makanan. Bentuk haustorium dapat bulat atau seperti akar.REPRODUKSI
Cara memperbanyak diri jamur terbagi dalam 3 macam
- Setiap potongan talus mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi talus baru jika berada dalam keadaan lingkungan yang memungkinkan
- Reproduksi dengan spora yang dibentuk secara a ± seksual
- . Reproduksi dengan spora yang dibentuk secara seksual.
Reproduksi spora a-seksual.
Dalam produksi a-seksual hifa jamur membentuk spora. Spora a-seksual jamur terdiri dari berbagai bentuk dan cara pembentukannya ada berbagai macam:
Zoospora : (Spora mengembara). Bentuk dalam kantung spora (Sporangium) Sporangiospora mempunyai flagela atau bulu cambuk sehingga mampu untuk bergerak. Pembentukan sporangium ini terjadi pada ujung hifa dengan jalan mengadakan pembengkakan. Jamur yang membentuk zoospora tergolong pada Phycomycetes yang bersifat akuatik, Pada Phycomycetes yang tidak bersifat akuatik tidak dibentuk spora yang dapat bergerak dan sporangiumnya kadang-kadang hanya rnempunyai satu spora saja. Sporangiospora : Spora dibentuk: didalam sporangium. Pembentukan sporangium terjadi pada sporangiospora (tangkai sporangium) yang ujungnya rnasuk agak kesebelah dalam sporangium dan disebut kolumela. Konidium : Spora yang dibentuk dalam ujung hifa khusus yang disebut konidiospore. Spora
tersebut dibentuk oleh hifa dengan cara segmentasi. Jika tidak terlihat banyak perbedaan antara bentuk spora dan struktur hifa, yang membentuknya, disebut oidium. Konidium dapat pula terjadi pada sporangium yang berspora tunggal. Bentuk dan warna konidium. Beraneka ragam, ada yang bersel satu ada pula yang bersel banyak, begitu pula ada yang berwarna gelap dan ada pula yang berwarna bening.
Klamidospora : Bagian hifa yang membengkak berdinding tebal, bulat dan dapat terpisah
sebagai sel resisten yang dibentuk dari sel-sel tertentu dari hifa, atau spora dan tidak
mempunyai tangkai spora khusus. Klamidospora dibentuk diujung atau ditengah hifa atau spora biasa.
Reproduksi seksual
Spora yang dibentuk secara seksual mempunyai nama yang berbeda antara lain:
Oospora
: merupakan hasil percampuran antara anteridiurn dan oogonium dimana sel
jantan menyatu dengan inti oogonium.
Zigospora
: merupakan hasil percampuran menyeluruh antara dua gametangium.
Askospora
: Terbentuk dalam askus sebagai hasil percampuran antara nuklei dalam sel
induk askus yang masing-masing berasal dari askogonium dan anteridium.
Basidiopore: Merupakan spora seksual pada Basidiomycetes yang terbentuk dalam
basidium melalui sterigma.
Teliospora
: Merupakan spora yang terdapat pada Uredinales
Aesiospora
: Ustilagenales hanya terdapat teliospora.
dll
Jamur akan melanjutkan pertumbuhan dan membentuk spora untuk memperbanyak diri.
Spora akan dilepaskan melalui permukaan tanaman untuk disebarkan. Proses seperti di atas
akan berlangsung terus menerus.
0 komentar:
Posting Komentar